Kerjaku | Bagi para mahasiswa yang baru menyelesaikan pendidikannya, tidak jarang harus berhadapan dengan pilihan, antara mencari pekerjaan atau mengembangkan ilmunya di kampung halaman. Tetapi faktanya, kebanyakan selalu memilih mencari pekerjaan di perkotaan, ada yang menjadi stap diperusahaan, instansi pemerintahan, karyawan pabrik bahkan ada yang memilih menjadi pelayan di pertokoan. Jarang sekali yang memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan mengembangkan pengetahuan yang di dapat dari kuliahnya.
Betul sekali, yang menjadi alasan adalah bagai mana supaya bisa secepatnya memiliki uang saku sendiri. Karena setelah selesai pendidikan tidak mungkin harus kembali meminta uang jajan kepada orang tua. Alasan ini sangat benar adanya, karena memang secara estetika ini, mantan mahasiswa harus bisa mandiri, setidaknya untuk uang jajan. Apakah sesederhana itu masalah yang dipikirkannya?...
Tetapi, untuk apakah ilmu pengetahuan yang dipelajari dibangku universitas? bila akhirnya ternyata hanya menjadi bagian dari hamba kapitalis yang sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari kesibukan untuk melayani kepentingan tuannya. Apa pungsi dari pengetahuan yang telah di dapatkan dari bangku kuliah? kalau ternyata tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri?.
Bukah ingin merendahkan atau menganggap gagal atas perjuangan para mahasiswa ini, tetapi, lebih dari itu, ada masalah yang terus berkembang dipedesaan yang perlu diselesaikan, mulai dari masalah sosial kemasyarakatan, kepemudaan, lingkungan, ekonomi serta pendidikan dan masih banyak yang lainnya lagi. Di sisi inilah para mahasiswa ini, perannya sangat dibutuhkan. Keberlanjutan Desa dalam segala aspeknya sangat membutuhkan peran mahasiswa. Karena potensi yang ada di desa yang sangat beragam, mulai dari kekayaan alamnya hingga SDM yang sangat mungkin dikembangkan, belum bisa di gunakan dengan tepat.
Menghadapi kehidupan modern, pengaruh teknologi yang semakin tinggi, telah memaksa masyarakat di perdesaan untuk masuk ke dalam pergaulan modern tanpa dibarengi dengan pertahanan mental yang jelas. Ketidak tahuan akan tujuan teknologi, telah membuat mereka terjebak dalam kegiatan yang sebenarnya bukan bagian dari kegiatan mereka sebenarnya. Lambat laun jati diri dari kearifan lokal semakin tergerus dan kehilangan bentuknya. Bila seperti ini dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin kekayaan etika dan estetika dari adat dan nilai budaya lokal akan hilang.
Oleh karena itulah, pencerdasan kepada masyarakat sangat diperlukan. Kemudian yang diharapkan dapat memberikan pencerdasan ini adalah mereka yang mendapat kesempatan untuk belajar di perkotaan dengan menjadi mahasiswa.
Bila negara menekankan, bahwa kedaulatan negara ini sangat bergantung pada perkembangan kemandirian diperdesaan, maka yang menjadi masalah adalah negara kekurangan orang yang bisa menyampaikan setiap program negara yang diperuntukan untuk membangun semua desa di Indonesia. Sehingga masih banyak didapati program yang diberikan kepada desa tidak terlaksana dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diprogramkan.
Inilah yang menjadi alasan, bahwa mahasiswa itu memiliki tanggung jawab yang sangat jelas kepada kampung halamannya. Jadi, lebih baik, mereka memilih untuk hidup dikampung halamannya dan menularkan pengetahuannya kepada orang-orang dikampung halamannya.
Apa yang dituliskan diatas, merupakan pandangan yang tidak ada salahnya dijadikan renungan oleh para sarjana yang baru menyelesaikan pendidikannya di bangku universitas. Mengingat, potensi dan kekayaan alam di bumi pertiwi ini sangat melimpah dan masih dibiarkan, seandainya ada yang mengelola dan memanfaatkan hasilnya, mungkin kedaulatan sesungguhnya akan cepat di raih. Mental ketergantungan akan bisa dihilangkan.
Dipundakmu wahai mahasiswa, kami titipkan desa kami untuk bisa maju, melaju sesuai arah waktu dan pekembangan zaman.
Memilih mencerdaskan kami? atau memilih menjadi hamba kapitalis yang merampas kekayaan kami?. Berpikirlah wahai kamu mahasiswa. Terima kasih.
Betul sekali, yang menjadi alasan adalah bagai mana supaya bisa secepatnya memiliki uang saku sendiri. Karena setelah selesai pendidikan tidak mungkin harus kembali meminta uang jajan kepada orang tua. Alasan ini sangat benar adanya, karena memang secara estetika ini, mantan mahasiswa harus bisa mandiri, setidaknya untuk uang jajan. Apakah sesederhana itu masalah yang dipikirkannya?...
Tetapi, untuk apakah ilmu pengetahuan yang dipelajari dibangku universitas? bila akhirnya ternyata hanya menjadi bagian dari hamba kapitalis yang sama sekali tidak bisa membebaskan diri dari kesibukan untuk melayani kepentingan tuannya. Apa pungsi dari pengetahuan yang telah di dapatkan dari bangku kuliah? kalau ternyata tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri?.
Bukah ingin merendahkan atau menganggap gagal atas perjuangan para mahasiswa ini, tetapi, lebih dari itu, ada masalah yang terus berkembang dipedesaan yang perlu diselesaikan, mulai dari masalah sosial kemasyarakatan, kepemudaan, lingkungan, ekonomi serta pendidikan dan masih banyak yang lainnya lagi. Di sisi inilah para mahasiswa ini, perannya sangat dibutuhkan. Keberlanjutan Desa dalam segala aspeknya sangat membutuhkan peran mahasiswa. Karena potensi yang ada di desa yang sangat beragam, mulai dari kekayaan alamnya hingga SDM yang sangat mungkin dikembangkan, belum bisa di gunakan dengan tepat.
Menghadapi kehidupan modern, pengaruh teknologi yang semakin tinggi, telah memaksa masyarakat di perdesaan untuk masuk ke dalam pergaulan modern tanpa dibarengi dengan pertahanan mental yang jelas. Ketidak tahuan akan tujuan teknologi, telah membuat mereka terjebak dalam kegiatan yang sebenarnya bukan bagian dari kegiatan mereka sebenarnya. Lambat laun jati diri dari kearifan lokal semakin tergerus dan kehilangan bentuknya. Bila seperti ini dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin kekayaan etika dan estetika dari adat dan nilai budaya lokal akan hilang.
Oleh karena itulah, pencerdasan kepada masyarakat sangat diperlukan. Kemudian yang diharapkan dapat memberikan pencerdasan ini adalah mereka yang mendapat kesempatan untuk belajar di perkotaan dengan menjadi mahasiswa.
Bila negara menekankan, bahwa kedaulatan negara ini sangat bergantung pada perkembangan kemandirian diperdesaan, maka yang menjadi masalah adalah negara kekurangan orang yang bisa menyampaikan setiap program negara yang diperuntukan untuk membangun semua desa di Indonesia. Sehingga masih banyak didapati program yang diberikan kepada desa tidak terlaksana dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diprogramkan.
Inilah yang menjadi alasan, bahwa mahasiswa itu memiliki tanggung jawab yang sangat jelas kepada kampung halamannya. Jadi, lebih baik, mereka memilih untuk hidup dikampung halamannya dan menularkan pengetahuannya kepada orang-orang dikampung halamannya.
Apa yang dituliskan diatas, merupakan pandangan yang tidak ada salahnya dijadikan renungan oleh para sarjana yang baru menyelesaikan pendidikannya di bangku universitas. Mengingat, potensi dan kekayaan alam di bumi pertiwi ini sangat melimpah dan masih dibiarkan, seandainya ada yang mengelola dan memanfaatkan hasilnya, mungkin kedaulatan sesungguhnya akan cepat di raih. Mental ketergantungan akan bisa dihilangkan.
Dipundakmu wahai mahasiswa, kami titipkan desa kami untuk bisa maju, melaju sesuai arah waktu dan pekembangan zaman.
Memilih mencerdaskan kami? atau memilih menjadi hamba kapitalis yang merampas kekayaan kami?. Berpikirlah wahai kamu mahasiswa. Terima kasih.
Posting Komentar untuk "Memilih Pekerjaan Atau Membangun Kampung Halaman"
Jangan sungkan untuk berkomentar, karena komentar Anda sangat berharga untuk semua orang. Orang terhebat itu yang mau berbagi gagasan dengan orang semua orang.