Kerjakusini. Stop, dan sopirpun menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah Rumah Sakit daerah yang cukup terkenal di kota Bandung. Dengan uang pas sesuai tarif, ku ucapkan terimakasih atas jasanya yang telah mengantarku hingga ke sini, lalu sang sopirpun berlalu memacu mobilnya bersama para penumpang yang entah akan berhenti dimana.
Perjalananku waktu itu untuk membuat rekening di sebuah Bank sebagai persyaratan dari perusahaan tempat aku bekerja. Dengan kondisi cuaca yang tidak biasa bagiku, suasana kota terasa begitu menyengat seakan sudah tidak sabar untuk membakar tubuhku. Maklum, keseharian tinggal di pegunungan dengan cuaca yang rata-rata sejuk antara 20-23 derajat. Kini aku harus mencari kendaraan lain, tetapi yakin dengan kemacetan kota yang sudah biasa, tidak mungkin bisa sampai ke Bank itu tepat waktu.
Aku ingat, jasa angkutan online katanya lebih praktis untuk menempuh perjalanan diperkotaan. Dengan gadget kesayangan aku coba memesannya dan ternyata hanya dalam 10 menit setelah melakukan transaksi sebuah motor bebek parkir didepanku dan "Bapak yang memesan jasa perusahaan anu kan?". Ya, tolong antar saya ke Bank Anu ya, bisa? "bisa pak, mari pak". Tapi..sebelum menaiki motor itu aku sempat berpikir, ah waktu harus dikejar.
Diawal perjalanan bersama angkutan online itu, aku benar-benar mencoba menempatkan diri bahwa aku sudah terbiasa dengan keadaan ini. Hal itu dikarenakan, pengemudinya ternyata seorang wanita dan ini sangat tidak biasa bagiku. Tapi, tak apalah, namanya juga dikota, eman sipasi sudah sangat biasa, yang dianggap pekerjaan laki-laki dikampung bisa sangat normal dikerjakan oleh perempuan diperkotaan. Walau perasaan risih tetap ada kurasakan, sehingga posisi dudukpun terus ku jaga.
Sampai di Bank, aku langsung mengambil nomor antrian yang ternyata sudah disediakan oleh pihak Bank husus untuk melayani orang yang datang dari perusahaan yang sejenis dengan perusahaan tempat aku bekerja. Tiba-tiba hp-ku bergetar dan ternyata ada pesan masuk, tetapi nomor kontaknya tidak aku kenal. Isi pesan itu "Pak, saya memutuskan menunggu bapak disini, bila sudah selesai hubungi lagi saya ya pak?!". Setelah sejenak berpikir, oh dari supir yang mengantarku tadi. Dalam hatiku, ya bagus lah, supaya tidak harus repot-repot mencari lagi angkutan lain.
Peribahasa mengatakan "menunggu adalah hal yang paling membosankan" dan itu pula yang aku rasakan saat menunggu giliran dengan nomor antrian yang sangat jauh. "tidak keberatan menunggu?" aku kirim pesan kepada sopir itu sebagai jawaban dari pesan yang dia kirimkan tadi dan belum aku jawab. Pesan balasanpun datang dengan cepat "tidak pak, saya akan menunggu bapak". kemudian ku balas "tapi saya tidak siap membayar waktu menunggu kamu". "oh tidak apa-apa pak, itu gratis pak".
Hampir tidak habis pikir mengapa sopir itu memutuskan untuk menungguku, padahal dia bisa mencari penumpang lain dengan cepat. Hmm.. aku hampir tidak habis pikir dengan sopir itu. Waktu giliranku tiba, lalu ku isi berkas dan berbagai hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan rekening baru di Bank itu sampai tuntas.
Diteras pintu Bank itu, aku memutar pandangan ke setiap penjuru dan sesekali memfokuskan ke lokasi tempat sepeda motor di parkir. Tapi, sama sekali aku tidak menemukan yang aku cari, ya sang sopir itu mungkin sudah pergi dan aku tidak memiliki keinginan untuk menghubunginya kembali lewat hapeku.
Karena sadar, perut sudah mulai protes, rasa lapar ini seperti menggerakan langkahku ke arah kios yang bertuliskan SOTO BABAT secara otomatis. "mang pesan satu, pakai nasi" dan tiba-tiba didepanku duduk seorang perempuan muda "Udah beres ya pak?" sambil menyapaku diiringi senyuman indah penuh keramahan. "ya, baru beres" dengan perasaan yang senang karena ada wanita cantik yang tiba-tiba menyapaku, tapi jauh dibenakku tidak ku temukan lempengan memori yang mengarahkan pada kesamaan dengan paras ini. Ini baru pertama kalinya bertemu, aku yakin. lalu?
"Maaf ya, saya benar-benar tidak ingat, Neng ini siapa?" aku langsung memastikan kebingunganku pada perempuan itu. "Ah, bapak, saya kan sopir yang tadi nganter bapak, kan sya sudah ngasih tahu tadi, kalau saya akan nunggu bapak, hee" dia menjelaskan status situasi pada waktu itu, dan "ooh iya, padahal pas saya keluar tadi saya langsung nyari lho neng, tapi saya tidak menemukan motor dan orang berseragam warna biru seperti yang di pakai oleh yang ngantar saya tadi" jelasku pada nya. Kemudian waktupun berlanjut dilalu dengan menyantap soto sambil ngobrol seputar perkenalan hingga tukar pengalaman pekerjaan.
Sungguh menakjubkan pengalaman di hari itu, sebuah momen indah ketika pekerjaan dilakukan dengan penuh semangat dan ketenangan diri. Berbeda dengan melakukan pekerjaan dengan perasaan yang kacau dan penuh kegelisahan, malah setiap langkah yang diambil selalu terasa berat dan susah. Jadi pesan sederhananya dari tulisanku ini adalah lakukan pekerjaan dengan penuh ketulusan, maka hal-hal positif akan selalu datang dengan berbagai bentuk yang membuat nyaman dihati.
Posting Komentar untuk "Momen Indah Ketika Pekerjaan Dilakukan"
Jangan sungkan untuk berkomentar, karena komentar Anda sangat berharga untuk semua orang. Orang terhebat itu yang mau berbagi gagasan dengan orang semua orang.