Kerjakusini menelaah sebuah pepatah yang mengungkapkan bahwa "Beramallah kamu untuk duniamu seakan kamu akan hidup selamanya" ini bisa dipahami sebagai anjuran untuk menjadi manusia yang mau berusaha atau tepatnya menjadi pengusaha.
Hal ini sangat bisa dipahami, karena hanya dengan kemauan untuk berusahalah kemandirian seseorang bisa diwujudkan.
Hal ini sangat bisa dipahami, karena hanya dengan kemauan untuk berusahalah kemandirian seseorang bisa diwujudkan.
Menjadi manusia mandiri adalah kata kunci yang menjadi alasan seseorang memutuskan menjadi pengusaha atau setidaknya memiliki usaha. Sekecil apapun jenis usahanya, jelas telah menempatkan seseorang dalam posisi yang mulia, karena tidak menggantungkan kebutuhan hidupnya pada orang lain selain dari hubungan bisnis saja dan sisanya adalah kemanusiaan. Sekecil apapun kegiatan usaha memiliki potensi untuk berkembang
Hal ini senada dengan pepatah Nabi saw. "Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah". Pepatah ini hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang memiliki kemandirian dan kedaulatan dalam membangun ekonomi untuk kelangsungan kehidupannya tanpa menggantungkan diri kepada orang lain.
Kehidupan dunia ini penuh dengan tantangan, banyak hal yang dituntut selama manusia hidup didunia. Oleh karena itu, perlu kesiapan dalam menghadapi setiap tuntutan berupa masalah kehidupan yang pasti akan selalu datang menguji manusia. Kesiapan yang dimaksud adalah kemampuan untuk hidup mandiri.
Khoirunnas Anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya). Dari pencerahan sang Nabi ini, bisa kita cermati sebuah pertanyaan; Bagaimana akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, sementara dirinya pun masih ketergantungan kepada orang lain?.
Jadi, untuk melaksanakan ajaran dari Nabi saw, terkait menjadi seorang manusia yang selalu memberikan manfaat, maka kemandirian adalah jawabannya. Inilah dasar sesungguhnya, ada keyakinan bahwa sebenarnya agama sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi pengusaha kendati dengan bentuk usaha yang sangat kecil dan sederhana. Tujuannya adalah supaya umatnya bisa saling memberiakan manfaat bagi saudaranya. Membuat peluang bisnis dan pekerjaan itu sebenarnya sederhana
Keuletan, kesabaran, kegigihan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan, saling menguntungkan, saling melindungi, saling mendorong pada keberhasilan dan lain sebagainya merupakan nilai-nilai kehidupan yang bersumber dari agama untuk kemaslahatan manusia yang mau memeluknya. Dimana nilai-nilai itulah yang menjadi kunci kesuksesan para pengusaha kendati dia sebenarnya bukan orang yang percaya pada agama.
Kemudian "beramalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok", Ini sangat jelas sekali, ketika seseorang berjuang mencari nafkah, untuk memandirikan diri demi menyelamatkan keluarga dari fitnah kefakiran. Fitnah kefakiran yang sering kali menjadi sebab seseorang lupa bahkan melupakan kehidupan akhirat. Maka, seorang pengusaha akan berusaha mengamalkan nilai-nilai agama, dari mulai kejujuran, keadilan dalam membuat harga, menyegerakan membayar utang atau tunggakan ketika sudah mampu, cepat dan tepat dalam memberikan upah kepada pegawainya. Ini semata-mata karena mengutamakan keselamatan akhirat.
Ini hanya pandangan, Anda boleh berbeda atau tidak sependapaat dengan pandangan ini. Tetapi yang paling penting adalah kita sama-sama memiliki keinginan untuk membangun umat Nabi saw menjdi umat yang mandiri dan berdaulat dalam melaksanakan urusan kehidupannya.
Terima kasih, salam sukses untuk kita semua.
Kehidupan dunia ini penuh dengan tantangan, banyak hal yang dituntut selama manusia hidup didunia. Oleh karena itu, perlu kesiapan dalam menghadapi setiap tuntutan berupa masalah kehidupan yang pasti akan selalu datang menguji manusia. Kesiapan yang dimaksud adalah kemampuan untuk hidup mandiri.
Khoirunnas Anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lainnya). Dari pencerahan sang Nabi ini, bisa kita cermati sebuah pertanyaan; Bagaimana akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, sementara dirinya pun masih ketergantungan kepada orang lain?.
Jadi, untuk melaksanakan ajaran dari Nabi saw, terkait menjadi seorang manusia yang selalu memberikan manfaat, maka kemandirian adalah jawabannya. Inilah dasar sesungguhnya, ada keyakinan bahwa sebenarnya agama sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi pengusaha kendati dengan bentuk usaha yang sangat kecil dan sederhana. Tujuannya adalah supaya umatnya bisa saling memberiakan manfaat bagi saudaranya. Membuat peluang bisnis dan pekerjaan itu sebenarnya sederhana
Keuletan, kesabaran, kegigihan, kejujuran, keikhlasan, kepercayaan, saling menguntungkan, saling melindungi, saling mendorong pada keberhasilan dan lain sebagainya merupakan nilai-nilai kehidupan yang bersumber dari agama untuk kemaslahatan manusia yang mau memeluknya. Dimana nilai-nilai itulah yang menjadi kunci kesuksesan para pengusaha kendati dia sebenarnya bukan orang yang percaya pada agama.
Kemudian "beramalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok", Ini sangat jelas sekali, ketika seseorang berjuang mencari nafkah, untuk memandirikan diri demi menyelamatkan keluarga dari fitnah kefakiran. Fitnah kefakiran yang sering kali menjadi sebab seseorang lupa bahkan melupakan kehidupan akhirat. Maka, seorang pengusaha akan berusaha mengamalkan nilai-nilai agama, dari mulai kejujuran, keadilan dalam membuat harga, menyegerakan membayar utang atau tunggakan ketika sudah mampu, cepat dan tepat dalam memberikan upah kepada pegawainya. Ini semata-mata karena mengutamakan keselamatan akhirat.
Ini hanya pandangan, Anda boleh berbeda atau tidak sependapaat dengan pandangan ini. Tetapi yang paling penting adalah kita sama-sama memiliki keinginan untuk membangun umat Nabi saw menjdi umat yang mandiri dan berdaulat dalam melaksanakan urusan kehidupannya.
Terima kasih, salam sukses untuk kita semua.
Posting Komentar untuk "Agama Menganjurkan Umatnya Menjadi Pengusaha"
Jangan sungkan untuk berkomentar, karena komentar Anda sangat berharga untuk semua orang. Orang terhebat itu yang mau berbagi gagasan dengan orang semua orang.